03 Mei 2018

review: Persona


Judul: Persona
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 284 halaman
ISBN: 978-602-03-2629-0

Rating: 4.5/5 bintang

--------

Azura yang selama ini merasa hidupnya baik-baik saja sehingga merasa tidak butuh teman, terpaksa menelan pahit karena kedua orangtuanya mulai bertengkar. Bersama dengan munculnya pertengkarang orangtuanya, Azura mulai menyakiti dirinya sendiri. Tapi, suatu hari muncul Altair, murid pindahan blasteran Jepang di kelasnya. Ajaibnya, Altair bisa memahami dan mengerti Azura seakan ia juga pernah berada di posisi Azura. Masuknya Altair dalam kehidupan Azura mengubah semua kehidupan Azura.

Kehadiran Altair dalam hidupnya mampu membuat Azura perlahan melupakan kebiasaan buruknya menyakiti diri sendiri hingga perasaan yang selama ini ia pendam pada Kak Nara. Kebersamaan mereka lama-kelamaan membuat Azura jatuh cinta pada Altair. Namun, ketika Azura merasa berada di titik terbaik dalam hidupnya, Altair malah menghilang tanpa jejak. Kepergian Altair disusul dengan kenyataan yang harus Azura terima bahwa kedua orangtuanya memiliki banyak rahasia yang mulai terungkap padanya. Saat Azura membutuhkan Altair, ia tidak pernah muncul. Malah, Kak Nara-lah yang ada untuk Azura saat ia butuh perlindungan.

Waktu berjalan dan Azura memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia menemukan Yaraadik Kak Nara—sebagai sahabat, ia juga menemukan keluarga Kak Nara sebagai keluarga barunya. Namun, Azura tetap merindukan Altair, hingga ia dipertemukan kembali dengan Altair. Azura harus memilih antara Altair atau Kak Nara, memilih antara ada dan tidak ada. 

----------

Jujur, novel ini sukses membuat aku penasaran dengan novel Young Adult terbitan GPU lainnya. Awalnya niat baca muncul karena cover-nya yang memanjakan mata dan blurb. Respon beberapa orang yang aku tahu, mereka suka dengan buku ini dan bilang buku ini bagus. Ketika baca ini, aku nggak tahu akan seperti apa ceritanya (kebetulan belum baca review tentang buku ini sama sekali), tapi dari blurb yang ada aku merasa ceritanya akna sama seperti teenlit terbitan GPU beberapa tahun lalu. Tapi ternyata ini beda. Pesanku untuk kalian yang mau baca: "Jangan berharap apa pun."

Ketika baca prolog, aku udah dibuat penasaran. Pikiranku udah lari ke mana-mana arena merasa prolog yang ada seperti cuplikan dari klimaks buku ini. Alur ceritanya mengalir dan terasa nyata, dekat bangen dengan kejadi sehari-hari. Ada bagian-bagian yang membuatku bosan karena terasa lambat, tapi buku page-turner banget buatku. Meski ada bagian yang membosankan, aku tetap merasa terbuai untuk mengikuti cerita Azura.

Plot twist yang ada menurutku gila! Nggak terpikirkan olehku kalau akan ada plot twist yang mengangetkan banget (nggak bisa aku jelaskan, takut spoiler). Aku sempat diskusi dengan seorang teman dan dia bilang sebenarnya ceritanya sudah ketebak sejak pertengahan, dan aku nggak bisa nebak itu karena udah terbuai ceritanya.

Tokoh-tokoh yang ada benar-benar terasa nyata dan manusiawi. Tiap tokoh juga khas dan menarik. Mudah buatku bersimpati pada tokoh-tokoh yang ada. Azura dengan segala kehidupannya yang menyedihkan tapi nggak keterlaluan di dramatisir. Altair yang manis, menyenangkan dan misterius tapi anehnya nggak membuat aku kepo. Kak Nara yang kalem dan manis serta Yana yang ramah dan bersemangat.

Ketika seseorang menganggap kita sebagai temannya, berarti orang tersebut memercayai kita dan merasa bahwa kita pantas menjadi temannya dari sekian banyak pilihan orang yang ada. Dan itu menunjukkan bahwa, setidaknya bagi orang itu, kita istimewa. — hal. 157

Aku rekomendasikan buku ini untuk kalian yang mau baca cerita yang ringan dan mengharapkan plot twist menarik (:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar