21 Juni 2017

review: Sayap-Sayap Kecil


Judul: Sayap-Sayap Kecil
Penulis: Andry Setiawan
Penerbit: Inari
Tebal: 214 halaman
ISBN: 978-602-715-05-22
Rating: 3/5 bintang

(Baca di Webcomic BBM)


--------

Lana terlihat seperti anak SMA pada umumnya. Hanya saja dia pendiam dan suka menyendiri. Ia menyimpan sendiri rahasia keluarganya. Ibu dan Ayahnya berpisah,  ia tinggal bersama ibunya yang suka memukul dan memaki. Hidup tidak pernah mudah baginya, tapi ia tetap tegar.

Suatu hari, Lana bertemu dengan seorang laki-laki. Surya namanya. Lana mengenal Surya sebagai kakak kelas serta tetangganya. Kehadiran Surya dalam hidupnya mulai mengubah kehidupan Lana. Pertemuan keduanya yang intens membuat Lana menyukai Surya. Namun, Lana harus tersadar bahwa apa yang diinginkannya tidak pernah nyata. 

--------

Novel ini singkat tapi sukses membuat menangis. Cerita yang diangkat juga menarik yaitu tentang hak anak untuk hidup tanpa kekerasan. Di samping itu, juga ada fokus yang lainnya juga yaitu tentang keluarga, teman dan cinta walau dalam rasio yang sangat kecil. Walau novel ini singkat, tapi tetap terasa pas dan padat. 

Sayap-Sayap Kecil dituturkan lewat sudut pandang Lana tapi melalui tulisan diary-nya. Jadi ceritanya terasa dekat. Aku suka cara penulis untuk mendukung idenya, yaitu dengan memberikan beberapa informasi menarik tentang kasus kekerasan pada anak dan lembaga yang melindungi hak anak-anak yaitu KPAI. Aku juga suka cara penulis bertutur. Terasa mengalir dan seakan membaca buku terjemahan. Tapi sayangnya, ada beberapa bagian yang menurutku terasa kaku.

Ini pertama kalinya aku membaca karya dari Andry Setiawan dan aku sudah mendapat kesan yang baik terhadap karyanya. Aku terkesan dengan ide cerita yang diangkat. Aku cukup takjub dengan caranya menyelipkan plot twist tanpa menyelipkan kode di awal. Tapi walau begitu, plot twistnya tetap bisa diterima dan terkesan nggak maksa. 

Jujur aku kurang suka dengan tokoh yang ada. Sifat para tokoh memang menonjol tapi terasa berlebihan buatku. Ibu Lana menurutku kelewatan sinting kalau diukur sebagai seorang Ibu. Aku nggak tahu apa memang ada Ibu yang seperti itu, tapi aku percaya sepertinya ada. (Karena kadang yang kita pikir cuma fiktif ternyata memang sungguh ada.) Aku juga nggak paham jalan pikir Lana yang keterlaluan baik. Buatku Lana jadi terasa nggak realistis. 

Aku menikmati buku ini. Aku merekomendasikan buku ini untuk semua orang karena selain buku ini punya poin utama yang berbeda dari kebanyakan buku yang ada, pesan yang ada di dalamnya cocok untuk semua orang. 

"Manusia pada akhirnya harus menghadapi semuanya sendirian, meskipun dikelilingi banyak orang." -- Lana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar