16 Mei 2018

review: Langit Untuk Luna


Judul: Langit Untuk Luna
Penulis: Irena Tjiunata
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 344 hal
ISBN:978-602-03-0097-9

Rating: 4/5 bintang

--------
Luna bisa dikategorikan sebagai remaja yang beruntung. Ia memilik otak cerdas yang membuatnya berada di kelas akselerasi, prestasi yang membanggakan, keluarga dengan latar belakang ekonomi berkecukupan, teman-teman yang setia dan pacar idaman gadis-gadis lain, Surya.

Luna merasa hidupnya sudah sempurna. Hingga kemudian perusahaan keluarganya terancam masalah dan hanya Surya yang dapat membantunya. Namun, Surya menjadi seseorang yang tidak lagi Luna kenali. Saat itulah Angkasa, seorang artis serta kakak kelas yang baru saja pindah ke sekolahnya muncul dan menjadi sosok yang sangat memahaminya. Tapi, Luna harus membuat pilihan sulit dalam hidupnya, antara bahagia dan berkorban.

----------

Ini kali kedua aku baca novel karya Irena Tjiunata setelah The Bridemaid's Story dan ciri khas tulisannya terasa juga di novel ini. Cerita yang diangkat seputar masa-masa sekolah yang merupakan ciri khas teenlit. Semua elemen yang ada di dalam cerita seperti tokoh, latar, dan nilai-nilai sangat mendukung dan dekat banget dengan dunia remaja yang masih duduk di SMA. Ada beberapa hal di mana aku agak nggak nyaman seperti bagaimana Surya bisa sangat mendominasi kehidupan Luna untuk ukuran anak SMA. Konflik yang ada ketika semakin larut dan memuncak, menjadi makin terasa berat untuk ukuran teenlit. Tapi, aku sangat suka bagaimana ceritanya bergulir dan bagaimana tokoh-tokoh yang ada seiring berjalannya waktu menjadi makin dewasa. Menurutku cerita yang ada dieksekusi dengan baik dan maksimal. 

Aku suka nilai yang dibagikan oleh penulis. Bagaimana penulis berusaha menyampaikan nilai-nilai positif di sepanjang cerita, nggak hanya sekadar menyajikan cerita roman masa-masa SMA. Aku juga suka cara penulis menanamkan tentang Multiple Intellegence. Semua orang cerdas dalam ranahnya masing-masing. Pengetahuan tentang Multiple Intellegence tidak berhenti sebatas cerita saja, tapi juga dijabarkan secara langsung dan nyata dinyatakan lewat tokoh-tokoh yang ada. Aku juga suka nilai persahabatan dan kedewasaan yang ada dan tumbuh dalam diri para tokoh seiring berjalannya cerita. 

Tadinya aku berekspektasi bonus cerpen merupakan cerita pendek yang masih ada kaitannya dengan cerita Langit Untuk Luna. Tapi, ternyata ekspektasiku jauh berbeda. Menurutku bagian bonus cerpennya terasa kurang gereget. Seperti masih gantung, nanggung. 

2 komentar: