17 November 2016

review: Tujuh Lukisan Horor (Omen #2)


Judul: Tujuh Lukisan Horor
Seri: Omen #2
Penulis: Lexie Xu
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 424 halaman
Terbit: Juni 2013
ISBN: 978-979-22-9664-8

Rating: 4/5 bintang

----------

Setelah kasus yang menimpa Erika, Valeria dan Erika menjadi dekat dan membentuk duo detektif. Tugas pertama mereka sebagai duo detektif datang langsung dari Bu Rita—Kepala Sekolah SMA Harapan Nusantara. Bu Rita mendapat surat ancaman bahwa algojo dari ketujuh karya Rima Hujan akan keluar dari lukisan dan membalaskan dendam korban insiden tahun lalu. Algojo tersebut akan menghukum para penjahat penyebab tragedi tahun lalu sesuai dengan lukisan-lukisan Rima. Di saat yang bersamaan, secara berurutan lukisan Rima mendapat tambahan gambar korban yang akan mendapat perlakuan dari algojo sesuai dengan lukisan Rima.

Ada tiga insiden yang terjadi tahun lalu, tepat sebelum Valeria dan Erika masuk ke SMA Harapan. Pertama, kematian seorang gadis—yang diketahui bernama Reva—karena jatuh ke kolam renang yang sedang kering karena dibersihkan. Kedua, pencurian uang amal dari ruangan Kepala Sekolah oleh Andra dan geng motornya yang kemudian menyebabkan seorang satpam terluka. Dan ketiga, kematian seorang murid baru—bernama Indah secara misterius. Banyak yang bilang bahwa kematian Indah disebabkan karena dia bunuh diri walau tidak diketahui apa sebab serta kebenarannya.

Valeria dan Erika, dibantu Vik si tukang Ojek dan Leslie—teman Vik—bersama-sama mencari tahu insiden mana yang dimaksudkan oleh si algojo. Mereka juga harus mencari tahu siapa sebenarnya algojo tersebut sebelum lukisan karya Rima benar-benar menjadi kenyataan.

----------

Petualangan Valeria dan Erika di buku ini memang lebih seru dibandingkan dengan buku pertama. Lebih banyak orang yang terlibat dan jadi pusing untuk menentukan siapa pelakunya karena dari banyak orang itu, cukup banyak yang mencurigakan. Meskipun cukup gampang untuk menebak siapa aja penjahatnya, tapi yang benar-benar otak pusat dari kejahatan ini benar-benar rapi bahkan nggak terpikirkan sama sekali. Buku ini nggak 'segila' buku sebelumnya yang menurutku cukup nggak bisa dibaca siapa pelakunya. Meski begitu tetap aja aku nggak bisa nebak siapa pelakunya dari awal-awal. Malah, lagi-lagi aku salah menebak. (Kayaknya aku memang orang yang curigaan dan lagi-lagi sepertinya otakku ini memang nggak cukup kuat untuk memecahkan kasus misteri.)

Kalau di buku pertama lebih banyak diceritakan dari POV Erika, di buku ini lebih banyak diceritakan dari POV Valeria. Meski sebenarnya Erika dan Valeria bisa dikatakan sebagai tokoh utama dari buku ini, tapi Valeria terasa lebih mencolok daripada Erika. Di buku ini lebih dikenalkan lagi siapa itu Valeria dan bagaimana latar belakang keluarganya. Lebih terasa dekat lagi karena diceritakan langsung oleh Valeria sendiri. Meski begitu, tetap ada beberapa bab yang diceritakan oleh Erika karena Valeria memang lebih banyak menjadi 'korban' dibuku ini. Ending buku ini bener-bener gantung yang bikin penasaran. Jadi, akhirnya aku langsung mulai buku ketiganya.

Ada dua tokoh tambahan yang membantu Valeria, Erika dan Vik untuk memecahkan kasus ini. Orang pertama adalah Rima Hujan yaitu pelukis ketujuh lukisan horor yang dipakai pengancam untuk membalaskan dendam pada pelaku insiden yang terjadi satu tahun sebelum Valeria dan Erika masuk ke SMA Harapan Bangsa. Rima sebenarnya nggak banyak berperan untuk memecahkan kasus di buku ini tapi dia berpengaruh karena lukisannya. Orang kedua adalah teman Vik yaitu Leslie atau Les. Aku suka dengan Les yang ramah dan gentle, tapi tetap aja nggak sebesar rasa sukaku pada Vik. Les ini berpengaruh pada jalan cerita karena seperti Erika punya Vik, Valeria kini punya seorang laki-laki yang melindunginya yaitu Les.

Aku makin suka bagaimana hubungan Erika dan Vik makin terbangun dibuku ini. Tapi, mereka tetap Erika dan Vik yang sama seperti di buku pertama. Walau sudah jadian, tetap aja kayak sohib, masih sering saling hina lagi. Selain ngikutin hubungan Erika dan Vik, di buku ini ada tambahan hubungan Valeria dengan Les dan Erika dan Valeria sebagai sahabat. Valeria dan Erika terasa cocok sebagai sahabat karena Erika yang begitu ditakutin dan Valeria yang misterius bisa saling melengkapi. Bahkan mereka bisa saling hina lagi. Sedangkan Valeria dan Les tuh manis-sepet-pengen-cubit. Satunya maju, yang satu mundur. Satu mundur, semua mundur. Kan nggak ketemu-ketemu, tapi... gitu deh. 

Tokoh favoritku kali ini adalah Erika! Bener-bener cewek satu ini antik banget. Meski udah dihianatin sama Daniel dkk, dia tetap nggak mau balik mengkhianati. Selain itu, dia benar-benar bisa mengenal Valeria walaupun cewek itu misterius dan tertutup. Dia juga bisa paham Valeria dengan gayanya sendiri. Antik bangetlah pokoknya!

Sebab, lebih dari segalanya, yang dibutuhkan seorang manusia adalah kebebasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar